ADAB DAN PERADABAN
PRAKATA
Dengan Nama Allah, Tuhan sekalian alam, Salam sejahtera atas mereka yang teguh dijalan Islam
Sahabat beradab sekalian yang kami banggakan, kami hadirkan sedikit pengetahuan dalam bentuk tulisan, semoga bisa bermanfaat bagi dunia dan akhirat kalian. terus semangat memperluas pengetahuan karena itu jalan menuju kebahagiaan.
ADAB DAN PERADABAN
Setiap muslim mencita-citakan datangnya masa kejayaan islam. Dewasa ini, alhamdulillah, kaum muslimin sedikitnya mulai sadar akan jati dirinya sebagai seorang muslim; mulai memahami misi besar mereka dalam meninggikan kalimatullah. Disamping karena izin dari Allah, ini adalah capaian prestasi para da'i yang perhatian pada generasi penerus perjuangan.
Berbagai orasi persuasif untuk para pemuda bertebaran dengan mengangkat figur-figur islam yang telah berhasil membangun peradaban umat, mesyi'arkan dan memasyarakatkan islam ke berbagai lapisan masyarakat.
Gaungan peradaban selintas nampak seperti hal baru, terkhusus di negeri kita, padahal sudah sekian lama hal ini disuarakan oleh para pendahulu kita, meski tidak semeluas seperti sekarang. Tentu di atas di antara nikmat yang perlu disyukuri, mengingat tumbuhnya semangat berislam pada para pemuda; generasi yang sangat diharapkan dapat merealisasikan cita-cita para orang tua.
Namun, jika gaungan peradaban sebatas slogan, mungkinkah peradaban yang dicita-citakan dapat terealisasikan?. Tentu perlu ada langkah selanjutnya -tidak sebatas menyuarakan-, yaitu langkah riil; mulai membagun peradaban dengan menapak tilasi serta mengasimilasi cara kaum muslimin generasi awal yang terbukti berperadaban maju dengan haluan islam, seperti yang dipaparkan oleh Al-Imam Malik bin Anas:
لَنْ يُصْلِحَ آخِرَ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلاَّ مَا أَصْلَحَ أَوَّلَهَا
"Umat yang datang kemudian (kita) tidak bisa diperbaiki kecuali dengan apa yang memperbaiki umat pertamanya."
Dapat diambil pemahaman, umat sekarang tidak bisa merealisasikan peradaban kecuali dengan apa yang membuat umat islam generasi awal mendapatkannya.
Ketika kita membuka literatur-liteatur sejarah kita, dimulai dari sirah Nabi ﷺ dan yang selanjutnya, maka akan diketemukan bahwa langkah awal membagun peradaban islam adalah dengan pengokohan akidah dan akhlak, buktinya seperti kala islam mula disebar, di mana kaum muslimin difokuskan untuk memperkuat aqidah dan akhlaknya. Perjalanan Nabi ﷺ adalah konsep yang Allah rekomendasikan secara langsung dengan firman-Nya:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْأَاخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 21)
Dengan demikian, the first step dalam membangun peradaban islam yang benar-benar umat cita-citakan adalah dengan "Adab". Lah, tadi disebutkan aqidah dan akhlak, kenapa sekarang adab? Nah, musti dipahami, akidah islam adalah tauhid, meyakini Allah itu tunggal, dan akhlak islam adalalah akhlakulkariimah, tauhid adalah bentuk adab kita, seorang hamba pada Allah Rabb satu-satunya, dan akhlak adalah bentuk adab kita terhadap sesama makhluk-Nya.
Maka, "Adab" ini harus diperhatikan dengan serius, generasi muda benar-benar harus di-ta'dib, bukan sekedar diajari dengan materi tapi harus diteladani dan secara kontinu dievaluasi.
Ketika para salaf (yang terdahulu) menerapkan konsep diatas, dengan adab sebagai langkah pertamanya, maka kontras di depan mata, bagaimana kejayaan teraih oleh mereka.
Al-Imam Malik bin Anas berkata pada seorang pemuda quraisy:
يا بنَ أخي، تعلَّمِ الأدبَ قبل أن تتعلم العلم
"Wahai anak saudaraku, pelajarilah adab sebelum kamu mempelajari ilmu!"
Kesimpulannya, adab adalah asas peradaban. Ungkap peramu kata, tidak sedikit di antara kita yang lupa bahwa peradaban adalah turunan kata dari adab.[]
-Allahu a'lam.
Oleh: Sigit Perdiansyah
Referensi:
[1] Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com
[2] https://binbaz.org.sa/discussions/3/%D8%B9%D9%88%D8%A7%D9%85%D9%84-%D8%A7%D8%B5%D9%84%D8%A7%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%AC%D8%AA%D9%85%D8%B9
[3] https://www.al ukah.net/sharia/0/109504/#ixzz6tVEiG3bY
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus