Kunci Sukses Dalam Bercita

 


Prakata

Dengan Nama Allah, Tuhan sekalian alam. Salam sejahtera atas mereka yang teguh dijalan Islam. 

Sahabat beradab sekalian yang kami banggakan, kami hadirkan sedikit pengetahuan dalam bentuk tulisan, semoga bisa bermanfaat bagi dunia dan akhirat kalian. terus semangat memperluas pengetahuan karena itu jalan menuju kebahagiaan .

KUNCI SUKSES DALAM BERCITA

Setiap kita memiliki cita, setiap kita juga bertekad merealisasikannya. Apapun cita-cita kita, jangan jadikan mimpi semata, tapi bangunlah; terbangkan tekadmu menembus cakrawala menerobos atmosfer putus asa.

Namun, rerata kita merasa berat akan proses yang kelak ditempuh, pesimis pula apakah cita-cita itu akan terwujudkan? Inilah yang menjadi permasalahan setiap kita dalam bercita.

Disini penulis hendak menyampaikan sedikit solusi bagi para pencita, tentu hal ini didapat dari hasil pengajaran para guru. Semoga lekas bermanfaat bagi para pembaca. 

Penulis awali dengan sebuah kisah yang benar-benar terjadi, diriwayatkan oleh Imam An-Nasa'i dalam kitab sunannya, dari sahabat Syaddad bin Al-Had radiyyallahu 'anh, suatu ketika datang seorang arab badui kepada Rasulullah ﷺ, ia beriman dan ikut hijrah bersama beliau ﷺ, singkat kisah, suatu ketika kaum muslimin berperang dan memenangkannya, mereka pun mendapat ghanimah, begitu juga dengan Rasulullah ﷺ sesuai bagiannya. Kemudian seorang shahabat membagikan pada arab badui tadi, tapi anehnya ia malah bertanya: "apa ini?", "bagianmu yang Rasulullah bagikan", jawab seorang shahabat. Ia pun seolah tak terima dan bergegas mendatangi Rasulullah ﷺ, "apa ini wahai Rasulullah?" tanya arab badui tersebut, Rasulullah menjawab: "bagian untuk mu", arab badui itu malah menyanggah: "bukan karenai ini (ghanimah) aku mengikutimu, akan tetapi aku mengikutimu supaya tombak musuh dilempar dan menancap disini -sembari menunjukan pada lehernya- kemudian aku masuk surga". (ternyata itulah cita-citanya _pen). Maka Rasulullah bertutur ﷺ dengan indahnya:

إِنْ تَصْدُقِ اللهَ يَصْدُقْكَ

"Jika kamu jujur kepada Allah, Allah akan wujudkan keinginanmu".

Akhirnya setelah peperangan berikutnya, terbukti orang arab badui itu syahid sesuai yang ia cita-citakan, tombak musuh tertancap tepat pada lehernya. dan Rasulullah ﷺ sendiri yang menjadi saksi atasnya. Allahu Akbar...! 

Dari kisah diatas, mengajarkan pada kita bahwa ketika kita jujur, tak perlu pesimis, Allah pasti akan mewujudkannya. Keyakinan inilah yang membuat sukses mereka orang-orang mulia, yang juga menjadi simpul teraihnya cita-cita. Kalau kita bertanya, kenapa mereka bisa sukses, jawabnya adalah karena mereka yakin bahwa siapa yang jujur dalam bercita, Allah akan menyampaikannya.

Kejujuran membuahkan semangat dan tekad, serta menggiring jiwa kita agar senantiasa tergantung pada Sang Pencipta, dengan-Nya setiap rintangan akan dilalui dengan mudahnya, kenikmatan dalam proses pun tercipta.

Diatas adalah bentuk kejujuran pada hati, sejatinya ia juga akan merayu jiwa kita supaya jujur dalam beramal. Kejujuran ini juga merupakan kunci kesuksesan dalam hidup. Salah satu contoh, lihatlah bagaimana Rasulullah ﷺ sukses dalam berniaga, sebab kejujuran itu menjadi perhiasan bagi dirinya.

Apa pun posisi kita, hendaklah kejujuran menjadi modal utamanya. karena itulah kunci pembuka gerbang kesuksesan, dunia pun akhirat. sebagaimana pesan Rasul, melalui sabdanya:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ؛ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ... 

"Hendaklah kalian jujur, karena kejujuran itu menunjukan kepada al-birr (kebaikan yang meluas), dan al-birr itu menunjukan pada surga." (H.R Muslim dari Abdullah bin Mas’ud).

Sekedar saran, untuk menjadi pribadi yang jujur hendaknya kita akrab dengan majelis ilmu dan berkawan dengan mereka yang jujur, jika sulit didapat, tetaplah berusaha, sebab Allah takan menyia-nyiakan hambanya. Allah berfirman:

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصّٰدِقِينَ 

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang jujur." (QS. At-Taubah: 119). 

Setelah kamu jujur bercita, maka selanjutnya adalah tawakkal kepada Allah, jangan lupakan itu, karena usaha orang-orang mulia tak luput dari tawakkal mereka kepada Allah,

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ  ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

"...Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal." (QS. Ali 'Imran: 159). 

Penulis tegaskan ulang, ketika kita ingin sukses dalam bercita, maka kuncinya adalah memengang erat kaidah nubuwwah yang pasti kebenarannya, "in tashduqillaha yashduqka", ketika kita jujur kepada Allah, maka pastilah Allah akan menyampaikan cita-cita kita. Kemudian sempurnakanlah usaha kita dengan bertawakkal kepada Allah. Semoga apa yang kita cita-citakan itu adalah sesuatu yang istimewa, bukan recehan seperti duniawi semata, dan semoga apa yang kota cita-cita terwujud dengan indahnya. Demikian, Allahu a'lam.[] 

Oleh: Sigit Perdiansyah

Kritik dan saran sangat diharapkan, boleh direct message (dm) ke @perdiansyahsigit atau WhatsApp Pribadi

Referensi:

[1] Al-Qur'an 

[2] Jami al-Kutub at-Tis'ah Apk 

[3] Pengajaran Para Asatidz dan Sumber Lainnya. 


Komentar

Postingan Populer