Perjalanan Ruh Orang yang Beriman
Prakata
Dengan Nama Allah, Tuhan sekalian alam. Salam sejahtera atas mereka yang teguh dijalan Islam.
Sahabat beradab sekalian yang kami banggakan, kami hadirkan sedikit pengetahuan dalam bentuk tulisan, semoga bisa bermanfaat bagi dunia dan akhirat kalian. terus semangat memperluas pengetahuan karena itu jalan menuju kebahagiaan.
PERJALANAN RUH ORANG YANG BERIMAN
Al-Barra' bin Azib radiyyallahu 'anhu menuturkan bahwa suatu ketika Rasulullah ﷺ bercerita:
Sesungguhnya seorang hamba yang beriman, jika ia terputus dari kehidupan dunia lalu menuju kehidupan akhirat, niscaya akan turun kepadanya para malaikat dari langit dengan wajah yang putih bersinar, wajah mereka bagaikan matahari; di mana mereka membawa kain kafan dan kamper jenazah dari surga, mereka duduk sejauh mata memandang. Tidak lama kemudian datang malaikat maut dan duduk disamping kepalanya, seraya berkata, "wahai ruh yang baik (dalam riwayat lain: ruh yang tentram) keluarlah kamu menuju ampunan Allah dan keridaan-Nya".
Kemudian ruh itu keluar bagaikan tetesan air yang keluar dari mulut bejana minuman, dan malaikat maut mengambilnya (dalam riwayat lain: hingga ketika ruh itu keluar) maka setiap malaikat yang ada di antara langit dan bumi, juga setiap malaikat yang ada di langit mendoakannya, kemudian dibukakan baginya pintu-pintu langit, dan tidak ada satu pun malaikat penjaga pintu langit kecuali mereka berdoa kepada Allah supaya menaikkan ruhnya dari arah mereka.
Ketika malaikat maut mengambilnya, maka ruh itu tidak dibiarkan berada dalam genggamannya sekejap mata pun melainkan mereka segera mengambil dan meletakannya di atas kafan yang mereka bawa (dari surga tadi) yang telah ditaburi kamper (dari surga), sebagaimana disinyalir oleh Allah ﷻ dalam firman-Nya,
تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ
Ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (Q.S Al-An’am: 61).
Kemudian dari dalam kain kafan tersebut menyebar aroma harum bagaikan harum minyak kasturi terbaik yang pernah kamu temukan di bumi.
Rasulullah melanjutkan, setelah itu para malaikat membawanya naik (ke langit), dan tidaklah ruh itu dibawa melewati sekelompok malaikat pun, kecuali mereka bertanya, "ruh siapakah yang menyebarkan aroma harum ini?" para malaikat yang membawanya menjawab, "fulan bin fulan", seraya mereka menyebutkan sejumlah nama panggilan yang baik yang biasa dipanggilkan kepadanya sewaktu di dunia, hingga mereka tiba di pintu langit dunia, mereka meminta dibukakan pintu kepada penjaganya, lalu penjaganya membukakannya untuk mereka, sementara seluruh malaikat penghuni setiap langit turut mengantarkannya hingga tiba di pintu langit berikutnya, sampai di langit ketujuh. Kemudian Allah ﷻ berfirman, "tulislah (kebaikannya) pada lembaran amal hamba-Ku ini di Illiyyin",
وَمَآ أَدْرٰىكَ مَا عِلِّيُّونَ، كِتٰبٌ مَّرْقُومٌ، يَشْهَدُهُ الْمُقَرَّبُونَ
Tahukah kamu apakah Illiyyin itu? (yaitu) kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah). (Q.S Al-Muthaffifin: 19-21).
Lalu dia menuliskan (kebaikan) pada lembaran amalnya di Illiyyin, maka Allah berfirman, "kembalikanlah ruh ini ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka, bahwa darinya Aku menciptakan mereka, padanya Aku mengembalikan mereka, dan darinya Aku akan mengeluarkan mereka kembali pada kesempatan yang lain". Kemudian ruh itu dikembalikan lagi ke bumi, dan ruh itu dikembalikan ke jasadnya.
Lanjut Rasulullah ﷺ, ia (jenazah itu) mendengar bunyi sandal orang-orang yang mengantarnya ketika mereka kembali pulang meninggalkannya.
Lalu datanglah kepadanya dua malaikat yang keras dengan membentaknya serta mendudukannya. Kemudian kedua malaikat itu bertanya kepadanya, "siapa Rabbmu?", ia menjawab, "Tuhanku adalah Allah", keduanya bertanya, "apa agamamu?", ia menjawab, "agamaku Islam", keduanya bertanya lagi, "siapa laki-laki yang telah diutus di tengah-tengah kamu itu?", ia menjawab, "ia adalah Rasulullah ﷺ, keduanya kembali bertanya, "darimana engkau tahu?", ia menjawab, "Aku membaca kitabullah (Al-Qur'an), kemudian aku mengimani serta membenarkannya". Kemudian salah satunya membentaknya, seraya bertanya, "siapa Rabbmu? apa agamamu? siapa nabimu?" Dan itu merupakan fitnah (ujian) terakhir yang disodorkan kepada seorang mukmin, seperti diisyaratkan Allah ﷻ di dalam firman-Nya,
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia. (Q.S. Ibrahim: 27).
Lalu dia menjawab, "Rabbku adalah Allah, agamaku Islam, dan nabiku Muhammad ﷺ".
Kemudian terdengar suara penyeru dari langit, "sungguh benar hamba-Ku, maka hamparkanlah untuknya permadani dari surga, pakaikanlah kepadanya pakaian dari surga serta bukakanlah untuknya pintu menuju surga."
Rasulullah ﷺ melanjutkan, maka harum dan wewangian surga pun berhembus kepadanya serta dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang.
Setelah itu datang kepadanya (dalam riwayat lain: diserupakan kepadanya) seorang lelaki yang berwajah tampan, berpakaian bagus serta menebarkan aroma harum, seraya berkata, "aku akan mengabarkan suatu kabar yang akan menggembirakanmu. Aku mengabarkan keridhaan dari Allah serta surga-surga yang di dalamnya penuh dengan kenikmatan yang kekal. Ini adalah harimu yang dahulu dijanjikan buatmu". Ia (jenazah itu) berkata, "juga bagimu, semoga Allah mengabarimu dengan kabar yang baik, siapakah kamu ini sesungguhnya? wajahmu mencerminkan wajah orang yang membawa kebaikan". Laki-laki itu menjawab, "Aku adalah amal shalihmu. Demi Allah, tidaklah aku mengetahuimu selain kamu adalah orang yang bersegera dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah serta menahan diri dari kemaksiatan kepada Allah, sehingga Allah memberimu balasan".
Selanjutnya pintu surga dan neraka dibukakan untuknya, seraya dikatakan, "ini (neraka) adalah tempatmu, jika kamu berbuat maksiat kepada Allah, tetapi kemudian Allah menggantinya dengan tempat ini", dan ia melihat tempatnya kelak di surga, seraya berkata, wahai Tuhanku, segerakanlah kiamat supaya aku dapat berkumpul kembali dengan keluargaku dan hartaku", maka dikatakan kepadanya, "istirahatlah dengan damai".
Allahumma nas-aluka l-jannah.[]
Hadits shahih, riwayat Imam Ahmad dengan redaksi diatas, Abu Dawud, An-Nasa'i, Ibnu Majah, al-Hakim, Abu Dawud ath-Thayalisi serta sejumlah rawi yang lainnya dengan redaksi yang berbeda.
Dilansir dari:
Kahlid bin Abdurrahman Asy-Syayi', Perjalanan Ruh Set elah Mati, Darul Haq, Jakarta: 2011.
Komentar
Posting Komentar